Pages

Sabtu, 18 Februari 2012

HIKING ATAU MENDAKI GUNUNG


HIKING / MENDAKI GUNUNG

Mountaineering (hiking) dapat dibagi kedalam beberapa tipe yaitu :
1. Hill Walking atau Hill Climbing, yaitu berjalan perjalanan atau pendakian gunung non salju. Gunung atau pegunungan yang tersebar di Indonesia maupun Negara laindari yang ketinggianya biasa saja sampai ke gunung atau pegunungan yang cukup tinggi
2. Rock Climbing yaitu pemanjatan tebing
3. Snow Ice Climbing, yaitu pendakian gunung bersalju misalnya peg. Jayawijaya di Propinsi Papua atau gunung-gunung tinggi bersalju di belahan dunia lainya.
Pada dasarnya 3 tife pendakian tersebut sama saja, namun yang membedakan hanya medan pendakiannya yang dapat mempengaruhi persiapan, latihan, peralatan, dan teknik pendakiannya.

Olah raga mendaki gunung tidak hanya membutuhkan fisik yang prima saja, tetapi juga membutuhkan kestabilan jiwa pendaki. Secara fisik artinya pendaki mempunyai daya kemampuan kerja fisik yang maksimal pada ketinggian, sedangkan berdasarkan kesiapan jiwa, diperlukan kekuatan konsentrasi dan stabilitas emosi didalam menghadapi berbagai kondisi dan situasi.

Para calon pendaki yang merasa takut berada diketinggian, lebih baik menunda terlebih dahulu keinginan untuk mendaki gunung. Pendakian gunung merupakan suatu olah raga yang dapat dikaitkan dengan peraihan prestasi. Pendaki yang berpengalaman dan aktif akan selalu berusaha menemukan jalur-jalur pendakian yang baru, yang lebih sukar, lebih menantang, namun seiring dengan meningkatnya prestasi maka bertambah pula resiko ( kecelakaan) terhadap para pendaki.

AKLIMATISASI
Yang dimaksud aklimatisasi adalah proses penyesuaian yang dilakukan oleh para pendaki terhadap suatu keadaan suatu tempat (termasuk ketinggian)jika kita naik ketempat yang lebih tinggi, maka kadar oksigen ditempat tersebut akan semakin rendah ( menipis) salah satu teori dalam pendakian , teori Aveolar, menyebutkan semakin tinggi suatu tempat maka semakin kecil kemampuan paru-paru untuk mengisap oksigen.
Factor penunjang bagi para pendaki gunung untuk menanggulangi tpisnya kadar oksigen disuatu tempat yaitu dengan cara melakukan penyesuaian secara bertahap, sehingga pendaki tidak mengalami shock.

Latihan berkala
Pada dasarnya latihan fisik bagi pendaki gunung memerlukan kesinambungan yang teratur. Pendaki dianjurkan untuk latihan lari, bersepeda, atau berenang. Lakukan latihan lari pada siang hari sebab kadar oksigen di siang hari dipermukaan lebih tipis ( mirip dengan keadaan diatas gunung)
Dengan latihan lari dipaksa berlatih untuk menghirup udara tipis, jenis latihan lainnya dengan berat tubuh pendaki, misalnya dengan melakukan : Push Up, Sit Up dan Pull Up. Pendaki harus dapat menerapkan latihan dengan berbagai variasi, agar tidak bosan dan dapat berlatih dengan berbagai kondisi yang hampir menyamai keadaan digunung.

PERSIAPAN SUATU PERJALANAN
Factor penunjang keselamatan dari suatu misi perjalanan pendakian atau kegiatan di gunung pada dasarnya terbagi kedalam :
1. Faktor internal, yaitu factor yang menyangkut diri pendaki itu sendiri, misalnya fisik mental,pengetahuan dan lain-lain
2. Faktor eksternal, yaitu Faktor yang menyangkut daerah yang dituju, misalnya cuaca, medan, bahaya alam ( petir, longsor, banjir dll)
Juga didalam suatu misi perjalanan harus diperhatikan mengenai bahaya-bahaya pada suatu pendakian gunung yang terbagi kedalam :
1. Bahaya subyektif yaitu bahaya yang datangnya dari diri si pendaki, seperti kurangnya kekuatan fisik, mental, emosi, dan pengetahuan
2. Bahaya Obyektif yaitu bahaya yang datangnya dari daerah/gunung yang kita daki. Misalnya cuaca, medan, longsor, hawa dingin dll.
Dengan tidak menggap remeh factor-faktor lainya factor pengetahuan pendaki merupakan factor yang penting dalam arti selain menguasai teknik-teknik yang diperlukan juga mengetahui peralatan yang yang diperlukan dan cara penggunaanya. Wajib hukumnya bagi pendaki gunung untuk menguasai berbagai teknik survival dan komunikasi lapangan ( baik dengan kaca/cermin, teknik kode asap/radio telekomunikasi/HT)

TEKNIK PENGEPAKAN BARANG
Teknik penyusunan barang kedalam rangsel ( tas punggung) yang disesuaikan dengan urutan :
1. Waktu/kebutuhan dalam pemakaiannya
2. Prinsip dalam teknik penyusunan/pengepakan barang, beban yang berat diletakan dibagian punggungjangan dipinggang.

Bagi pendaki gunung teknik pengepakan adalah salah satu seni dalam pendakian gunung itu sendiri.

Sekian dan terimakasih, terimakasih atas kunjungannya jangan lupa untuk berkomentar dan tentunya dengan segala kesopanan terimakasih.
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Blog Urang Sunda

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2012 by theant
buku tamu
If you do the right no one remember if you do the wrong thing no one forgotten